Senin, 30 April 2012




WRITTEN BY HUMAS - ZAENURI | 14 APRIL 2012
AKPOL MENUJU WORLD CLASS POLICE ACADEMY
(Oleh : Ferli Hidayat,SH.,SIK.)
Sekilas melihat judul yang penulis kemukakan seperti sebuah mimpi, Akademi Kepolisian menuju World Class Police Academy. Akhirnya terdapat sebuah pemikiran strategis-logis serta berpandangan jauh kedepan untuk membawa satu-satunya lembaga pembentukan Perwira Polri (sumber SMA) menjadi sebuah lembaga pendidikan berstandard Internasional.
World Class University
Pertanyaan awal yang muncul dalam benak kita tentu saja mengenai standarisasi sebuah lembaga pendidikan setara Perguruan Tinggi untuk dapat dikatakan sebagai World Class University. Tentu saja akan banyak pemikiran yang muncul mengenai World Class University ini, namun demikian analogi sederhananya adalah dengan membayangkan standard sebuah hotel berbintang. Sebut saja Hotel Novotel dan Hotel Sheraton. Jika kita mengunjungi ataupun bermalam pada salah satu hotel yang penulis sebutkan, maka didaerah manapun kita menginap kita akan mendapatkan kualitas kamar yang sama pada type yang sejenis diseluruh dunia tempat hotel tersebut berada.
Menurut Henry Levin (2006), ada tiga ciri sebuah Perguruan Tinggi telah mencapai kriteria World Class University, yaitu: (1) excellence in education of their students; (2) research, development and dissemination of knowledge; dan (3) activities contributing to the cultural, scientific, and civic life of society. Jika kita telaah dengan cermat, indikator tersebut akan dapat diwujudkan melalui penguatan pada 10 komponen pendidikan yang telah berjalan di Akademi Kepolisian. Komponen tersebut merupakan sebuah sistem yang saling mempengaruhi satu dengan yang lain dalam hal penyelenggaraan pendidikan. Satu saja dari komponen tersebut yang bernilai ‘kurang’ maka tentu saja akan mempengaruhi sistem penyelenggaraan pendidikan disebuah lembaga pendidikan. Namun perlu diingat, bahwa pemenuhan 10 komponen pendidikan bukanlah persyaratan untuk mewujudkan Akademi Kepolisian menuju World Class Police Academy.

Akademi Kepolisian
Reformasi 1998 membawa perubahan yang cukup signifikan bagi Indonesia, termasuk diantaranya adalah mengenai pemisahaan Polri dari ABRI. Berdasarkan TAP MPR No. X/MPR/1998 tentang Pokok-Pokok Reformasi Pembangunan diinstruksikan kepada Presiden untuk melaksanakan agenda reformasi dibidang hukum dalam bentuk pemisahan tugas, fungsi dan wewenang aparatur penegak hukum.
Atas dasar itu, keluarlah Instruksi Presiden No.2 tahun 99 sebagai langkah kebijaksanaan dalam rangka pemisahan Polri dari ABRI ( ditetapkan tanggal 8 Maret 1999), ditindaklanjuti dengan keputusan Menhankam Pangab No.: Kep/05/P/III/1999 tanggal 1 April 1999 tentang pelimpahan wewenang pembinaan Polri dari Pangab ke Menhankam sebagai tindak lanjut, keluarlah Skep Kapolri No.Pol : Skep/389/IV/1999 tanggal 9 April 1999 tentang Akademi Kepolisian Mandiri, maka sejak 10 April 1999 Akpol dinyatakan terpisah dari AKMIL, AAL, AAU serta teknis administrasi juga lepas dari Mako Akademi TNI.
Dalam konteks pembangunan struktural, instrumental, maupun kultural, Polri menggulirkan berbagai program yang bertujuan untuk mempercepat proses reformasi. Hal ini kemudian ditindaklanjuti melalui pelaksanaan akselerasi Program Kerja Polri sebagaimana yang dituangkan dalam Keputusan Kapolri  No. Pol. : Kep / 37 / X /2008 Tentang Program Kerja Akselerasi Tranformasi Polri Menuju Polri yang Mandiri, Profesional dan Dipercaya Masyarakat.  Adapun yang menjadi kebijakan dalam akselerasi utama antara lain:
(1)Keberlanjutan program  (sustainability program);
(2)Peningkatan kualitas kinerja (performance quality improvements); dan
(3)Komitmen terhadap organisasi (organizational commitment).
Akselerasi transformasi yang dilaksanakan tersebut mengacu Grand Strategi Polri 2005-2025 yang terbagi ke dalam 3 (tiga) tahapan yaitu tahap membangun kepercayaan atau Trust Building (2005-2009), tahap membangun kemitraan atau Partnership Building (2010-2014) serta tahap membangun kemampuan pelayanan publik yang unggul dan dipercaya masyarakat atau Strive for Excellence (2015-2025). Pelaksanaan grand strategi Polri tersebut dijabarkan oleh satuan kerja dengan membuat program andalan yang bertujuan menselaraskan program kerja secara universal dengan program kerja akademi kepolisian sebagai pelopor pembentukan perwira yang mahir, terpuji, patuh hukum, profesional dan dapat dipercaya.
Komitmen Polri dalam mewujudkan rekruitmen yang bersih, transparan, akuntabel mendapat penghargaan dari MURI melalui penganugrahan kepada Polri atas prestasi pemrakarsa penyelenggaraan seleksi personel Polri secara bersih, transparan dan akuntabel. Selanjutnya pada tahun 2008, diakui oleh Sucofindo International Certification Services melalui penghargaan ISO 9001:2000 dalam menerapkan sistem manajemen mutu pada proses penerimaan Taruna Akpol Tingkat Pusat. Pada tahun 2010, Staf Deputi Sumber Daya Manusia Polri berhasil meningkatkan prestasi tersebut, melalui perolehan ISO 9001:2008 pada proses penerimaan Perwira Polri Sumber Sarjana Tingkat Pusat dan keberhasilan dalam meningkatkan ISO 9001:2000 menjadi ISO 9001:2008 pada proses penerimaan Taruna Akpol Tingkat Pusat.
Langkah Strategis-Logis
Untuk mewujudkan Akademi Kepolisian sebagai World Class Police Academy tentu saja dibutuhkan langkah-langkah strategis yang terukur dan dapat diwujudkan. Langkah-langkah itu tentu saja berkaitan erat dengan pemenuhan kriteria penyelenggaraan pendidikan di Akademi Kepolisian untuk dapat dikategorikan sebagai World Class Police Academy.
a)Excellence in education of their students
Dengan keunggulan dalam pendidikan, maka kita akan mengacu pada sumber daya dan organisasi dari para lulusan Akademi Kepolisian, Taruna Akademi Kepolisian, sistem pengajaran yang profesional, serta proses pembelajaran para Taruna itu sendiri. Jelas, tujuan ini membutuhkan dosen yang luar biasa, pengajaran berkualitas tinggi dan kegiatan pembelajaran lainnya, serta ditambah dengan ketersediaan perpustakaan yang mumpuni, laboratorium, serta fasilitas yang sangat siap.
Untuk mewujudkan performance excellence ini, maka Akademi Kepolisian terus melakukan penguatan sistem manajemen yang berbasis pada Manajemen Kinerja. Langkah strategis yang dilakukan adalah sebagai berikut : 1)Perluasan akses dan Peningkatan kualitas pendidikan dan pengasuhan; 2)Peningkatan kualitas pengendalian sistem pendidikan, pembentukan dan pengasuhan; 3)Peningkatan infrastruktur dan fasilitas belajar mengajar; dan 4)Peningkatan kapasitas Sumber Daya.

b)Research, development and dissemination of knowledge


Penelitian, pengembangan, dan penyebaran pengetahuan mengacu pada identifikasi embrio, pertumbuhan, dan perluasan konsep dan ide serta transformasi ke dalam aplikasi, barang, dan jasa yang meningkatkan pemahaman dan kesejahteraan.

Untuk mewujudkan hal tersebut, Akademi Kepolisian menerapkan beberapa tahapan langkah-langkah strategis yang diukur dengan parameter waktu melalui program jangka pendek, program jangka sedang, dan program jangka panjang. Bentuk kegiatan diantaranya adalah proses penataan sistem peraturan, baik peraturan dalam hal pembelajaran (kurikulum), peraturan dasar bagi taruna (Perduptar), peraturan pengasuhan (Pedoman Penilaian dan Pengasuhan), dan sebagainya. Disamping itu juga dilaksanakan pengembangan kolaborasi dengan stakeholder, proses akreditasi, pengembangan riset, pengembangan kerjasama dengan perguruan tinggi baik didalam dan luar negeri, serta pembangun Management Information System berbasis teknologi canggih.
Penerapan sistem informasi manajemen tersebut menyangkut pada 5 (lima) hal dasar penyelenggaraan pendidikan, yakni : 1)Pembelajaran; 2)Publish; 3)Kelembagaan; 4)Pelatihan; dan 5)Pengasuhan. Dengan penerapan teknologi pada 5 komponen tersebut maka diharapkan akan tercipta sebuah integrated system di Akademi Kepolisian sebagai penunjang sistem penyelenggaraan pendidikan.
c)Activities contributing to the cultural, scientific, and civic life of society
Kontribusi kegiatan terhadap kehidupan budaya, ilmiah, dan masyarakat banyak dimana hal ini mencakup konferensi, publikasi, acara seni dan forum serta

penyediaan jasa (misalnya klinik medis dan rumah sakit atau museum) yang terlibat dan

memberikan kontribusi pada komunitas yang lebih besar termasuk regional, nasional, dan internasional masyarakat.

Langkah stragtegis yang dilakukan Akademi Kepolisian untuk mewujudkan hal ini adalah melalui program-program nyata yang menempatkan Akademi Kepolisian sebagai Centre of Excellent dari lembaga Pendidikan Polri di Indonesia. Perwujudan program tersebut dilaksanakan melalui posisi Akpol sebagai “ikon” lemdik Polri dan Kampus Akpol sebagai “public open space” . Akademi Kepolisian diharapkan menjadi sebuah “rumah” bersama bagi masyarakat, yang dapat menjadi ikon sosial melalui kegiatan-kegiatan kemasyarakatan seperti pentas seni budaya, pentas Drumb Corps Cendrawasih dan sebagainya. Selain itu Akpol akan menjadi leading sector dalam bidang akademisi melalui pelaksanaan riset sosial, seminar akademis, dan lainnya.
Dengan progam-program tersebut diharapkan Akademi Kepolisian akan menjelma menjadi pusat dari segala ilmu pengetahuan tentang Kepolisian, pusat seni budaya kemasyarakatan, pusat kegiatan akademisi, yang bukan hanya dimiliki Polri, bukan semata kebanggaan kota Semarang, namun menjadi milik bersama masyarakat Indonesia serta Internasional.
Penutup

Langkah-langkah yang telah diambil dan dilaksanakan oleh Akademi Kepolisian untuk mewujudkan Akpol sebagai World Class Police Academy, adalah sebuah langkah nyata yang logis serta realistis. Tahapan-tahapan untuk menggapai hal tersebut terus dilakukan dan terus berproses. Melihat hal ini, penulis tidak lagi berani mengatakan bahwa Akpol menuju World Class Police Academy adalah sebuah mimpi. Situasi ini adalah hal nyata yang mampu diwujudkan dan terrealisasi dalam waktu dekat
SWAT (Special Weapons And Tactics)
SWAT (Special Weapons And Tactics)Adalah tim unit taktis elit paramiliter di departemen penegakan hukum Amerika serta beberapa departemen kepolisian asing.Mereka dilatih untuk melakukan operasi yang berisiko tinggi yang berada di luar kemampuan petugas biasa.Tugas mereka termasuk melakukan penyanderaan menyelamatkan dan kontra-terorisme operasi, melayani penangkapan risiko tinggi dan waran pencarian, menundukkan tersangka barikade, dan terlibat penjahat bersenjata berat.Sebuah tim SWAT sering dilengkapi dengan senjata api khusus termasuk senapan mesin ringan, senapan serbu, granat dan senapan sniper setrum.Mereka memiliki spesialisasi tetap termasuk armor berat badan, perisai balistik, kendaraan lapis baja, dan detektor gerakan untuk diam-diam menentukan posisi sandera atau penyandera dalam struktur tertutup.

Tim SWAT pertama didirikan di Los Angeles Police Department di Tahun 1968.Sejak itu, banyak departemen polisi Amerika dan Kanada, terutama di kota-kota besar dan di tingkat negara federal dan-pemerintah, juga dibentuk unit elit sendiri di dengan berbagai nama, unit-unit, terlepas dari nama resmi mereka, yang disebut secara kolektif sebagai SWAT tim dalam penggunaan sehari-hari.Helikopter dapat digunakan untuk menyediakan pengintaian udara atau bahkan penyisipan melalui rappelling atau cepat-Penalian. Untuk menghindari deteksi oleh tersangka selama sisipan di lingkungan perkotaan, SWAT unit juga dapat menggunakan bus, van, truk, atau kendaraan lain yang tampaknya normal padahal sudah diubah tuk bertempur.




Mengetahui isyarat tangan S.W.A.T team yang mengagumkan


Ketika sedang bertugas dan dalam keadaan berkumpul, biasanya anggota S.W.A.T team lebih memilih untuk berkomunikasi dengan menggunakan hand signal. Pemilihan hand signal ini adalah untuk mencegah terjadinya penyadapan radio team yang dapat mengacaukan keseluruhan misi.


Selain itu, suara yang dikeluarkan para personil ketika berbicara melalui radio juga dapat beresiko terjadinya kebocoran operasi. Berikut akan dibahas beberapa hand signal yang telah di-standard-isasikan oleh S.W.A.T forces







Minggu, 29 April 2012

SEJARAH SINGKAT MANCHESTER UNITED



SEJARAH SINGKAT MANCHESTER UNITED


Dibentuk: 1878
Nama Sebelumnya: Newton Heath LYR FC
Terdaftar di Football League: 1892
Stadion : Old Trafford (dibuka 1910)
Piala Eropa / Liga Champions: 1967-68, 1998-99, 2007-08
Piala Eropa /Winners ‘Cup: 1990-91
Piala Interkontinental: 1999
FIFA Club World Cup: 2008
UEFA Super Cup: 1991
Divisi 1 dan Premier League: 19
Divisi 2: 2
Piala FA: 11
Piala Liga: 4

Manchester United adalah klub Inggris yang paling mendunia. Mereka adalah klub Inggris pertama yang bermain di Piala Eropa dan klub Inggris pertama yang memenangkannya, dan mereka adalah satu-satunya klub Inggris yang pernah menjadi juara dunia Piala Dunia antar Klub.

Klub ini didirikan pada 1878 dengan nama Newton Heath LYR Football Club oleh pekerja di Lancashire dan Yorkshire Railway Depot. Mereka bermain di Liga Sepakbola untuk pertama kalinya pada tahun 1892, namun terdegradasi dua tahun kemudian. Klub ini menjadi Manchester United pada tahun 1902, ketika sekelompok pengusaha lokal mengambil alih. Saat itulah mereka mengadopsi baju merah yang akan menjadi sangat dikenal hingga saat ini.

Klub ini menjuarai liga kali pertama mereka di bawah Ernest Mangnall pada tahun 1908 dan 1911, menambahkan Piala FA pertama mereka pada tahun 1909. Mangnall kemudian meninggalkan United untuk bergabung dengan Manchester City pada tahun 1911.

Manchester United mengalami masa yang suram setelah naik turun divisi dalam kurun waktu 30 tahun sebelum kemudian diambil alih oleh Matt Busby setelah berakhirnya Perang Dunia ke-2.  Busby mengubah bentuk klub, menetapkan kebijakan mengembangkan pemain muda yang nantinya terbukti menghasilkan sukses besar.  United memenangkan Piala FA tahun 1948 dan runner up di liga dalam tiga musim berturut-turut 1947-1949, kemudian, pada tahun 1952, Busby memenangkan gelar liga pertama United selama 41 tahun.

Tim yang memenangkan liga pada tahun 1956 menjadi dikenal sebagai “Busby Babes”, karena usia rata-rata yang hanya 22 tahun.  Ini termasuk Duncan Edwards, seorang pemain tangguh dengan skill luar biasa, dan dua pencetak gol fantastis dalam diri  Tommy Taylor dan Dennis Viollet.  Mereka meraih kembali gelar musim berikutnya, dan mengikuti Piala Eropa yang mendapat tekanan dari otoritas sepakbola Inggris untuk mundur dari Football League. United membantai Anderlecht 10-0 dalam pertandingan kandang pertama mereka, dan mencapai semi-final sebelum kalah dari Real Madrid.

Setahun kemudian, tim itu dalam perjalanan pulang setelah kemenangan melawan Red Star Belgrade di perempat final ketika kecelakaan pesawat di Munich menewaskan 23 jiwa, delapan di antaranya pemain: Roger Byrne, Eddie Colman, Duncan Edwards, Mark Jones, Billy Whelan, Tommy Taylor, David Pegg dan Geoff Bent. Tragedi ini kemudian dikenal dengan nama “Munich Air Disaster”.

Busby lolos dari kecelakaan itu dan, dan setelah kehilangan hampir sebagian besar pemain terbaiknya Ia membangun timnya kembali dari awal pada awal tahun 1960-an dengan berporos pada “The Holy Trinity” yaitu Bobby Charlton, George Best dan Denis Law.  United lalu berhasil memenangkan Piala FA tahun 1963 dan juara liga tahun 1965 dan 1967; perjalanan Busby lengkap sudah dengan berhasil mengalahkan Benfica  di final Piala Eropa tahun 1968.  United mengalahkan Benfica 4-1 lewat perpanjangan waktu di Wembley, dengan dua gol yang dicetak oleh Charlton, yang juga lolos dari kecelakaan itu 10 tahun sebelumnya.

Ketika Busby mengundurkan diri pada tahun 1969, United mengalami penurunan prestasi drastis.  Setelah hanya berhasil menghindari degradasi pada tahun 1973, United akhirnya terdegradasi juga satu tahun kemudian. Ironisnya, sang legenda United Denis Law-bermain untuk Manchester City – mencetak gol kemenangan melawan mereka di Old Trafford. Gol yang mengirim United ke divisi 2.

United langsung memenangkan Divisi Dua pada tahun tersebut, tetapi pada tingkat tertinggi mereka masih belum dapat mecaatkan prestasi terbaik. Di bawah kendali Tommy Docherty,United lebih berprestasi di ajang Piala FA. Mereka mengalahkan tim Divisi Dua Southampton di final Piala FA 1976, dan menghancurkan Liverpool dengan mengalahkan mereka 2-1 di Wembley setahun kemudian. Docherty dipecat tak lama setelah kemenangan Piala FA itu, setelah berselingkuh dengan istri fisioterapi tim; penggantinya, Dave Sexton, lebih hati-hati, dan banyak penggemar merasa gaya bermainnya mengkhianati filosofi klub.

Sexton bekerja selama empat tahun dan sempat membawa United finish runner-up di liga dan Piala FA, tapi ia dipecat pada tahun 1981 meski memenangkan tujuh pertandingan terakhir. Penggantinya, Ron Atkinson, membawa United kembali ke era 70-an dan era Docherty.  Dengan penekanan pada sepakbola menyerang dan melebar, dan membeli pemain Inggris Bryan Robson yang luar biasa,United menikmati lima tahun yang  mengesankan di bawah Atkinson. Mereka memenangkan Piala FA tahun 1983 dan 1985  – tapi Atkinson tidak dapat mengakhiri menunggu lama untuk menjuarai liga, dan digantikan oleh Alex Ferguson di November 1986.

Sulit membayangkannya sekarang, tapi beberapa tahun pertama Ferguson di Old Trafford terasa sangat sulit. United menyelesaikan liga dengan finis 11, 2, 11 dan 13 dalam empat musim pertamanya, dan hanya sebuah kemenangan di Final Piala FA pada tahun 1990 yang merupakan pencapaian yang bagus. Ferguson tidak pernah melihat kembali dari keberhasilan bahwa: itu adalah yang pertama dari 25 piala utama yang ia akan menangi selama 20 tahun ke depan, termasuk 11 gelar liga.

United mengalahkan Barcelona untuk memenangkan Piala Winners pada tahun 1991, namun hanya ada satu hadiah mereka benar-benar ingin: suatu titel liga pertama sejak tahun 1967.  Akhirnya tiba pada tahun 1993, musim pertama Liga Premier, dan dikatalisis oleh bergabungnya Eric Cantona yang fenomenal pada pertengahan musim dari juara musim lalu Leeds United.

Klub ini meraih gelar double pertama  pada tahun 1994, dengan Cantona bersama para pemain muda menang lagi pada tahun 1996.  Sekarang, Ferguson dan United memiliki Everest baru: Piala Champions.  Mereka meraihnya pada tanggal 26 Mei 1999 – apa yang akan menjadi ulang tahun ke-90 Sir Matt Busby’s – ketika mereka mengalahkan Bayern Munich 2-1 dalam sebuah pertandingan yang menakjubkan, dengan United mencetak dua gol di injury time.  Dengan Double lain sudah ada di tas, United dengan demikian menjadi klub Inggris pertama yang memenangkan Treble.  Kemudian di tahun yang sama mereka mengalahkan Palmeiras untuk menjadi juara dunia.

United kemudian memenangkan tiga gelar liga berturut-turut berturut-turut 1999-2001 dan, meskipun gejolak besar disebabkan oleh pengambilalihan kontroversial dari keluarga Glazer di tahun 2005, pencapaian tersebut berhasil diulang oleh generasi baru antara 2007 dan 2009. Mereka juga menambahkan gelar ketiga United Piala Eropa, mengalahkan Chelsea melalui adu penalti di final dramatis di Moskow, sementara gelar liga tahun 2009 menjadikan United meraih 18 gelar liga, sama dengan saingan besar mereka Liverpool. Gelar ke 19 menghindari mereka pada 2009-10 tetapi di musim 2010-11 rekor itupun tercipta. Manchester United secara sah ditahbiskan menjadi Raja Inggris setelah unggul 9 angka atas Chelsea di akhir kompetisi untuk merengkuh titel yang ke-19.


DETASEMEN KHUSUS 88


Detasemen Khusus 88 POLRI


Detasemen 88, atau Delta 88, merupkan julukan bagi satuan pasukan khusus antiteror yang sedang disiapkan oleh Polri. Direktur Antiteror pada Badan Reserse Kriminal Markas Besar Kepolisian Negara RI Brigadir Jenderal (Pol) Pranowo menjelaskan, angka "88" diambil dari jumlah korban ledakan bom yang tewas terbanyak pada saat terjadi bom di Bali. Pada peristiwa tersebut, sebanyak 88 warga negara Australia (satu negara) tewas.
Makna "88" berikutnya adalah, angka "88" tidak terputus dan terus menyambung. Ini artinya bahwa pekerjaan Detasemen 88 Antiteror ini terus berlangsung dan tidak kenal berhenti. Angka "88" juga menyerupai borgol yang maknanya polisi serius menangani kasus ini.
Pasukan khusus ini dibiayai oleh pemerintah Amerika Serikat (AS) melalui U.S. State Department's Diplomatic Security Service dan dilatih langsung oleh CIA, FBI, dan U.S. Secret Service. Kebanyakan staf pengajarnya adalah bekas anggota pasukan khusus AS. Pusat pelatihannya terletak di Megamendung, 50 kilometer selatan kota Jakarta.

Detasemen 88 dirancang sebagai unit antiteroris yang memiliki kemampuan mengatasi gangguan teroris mulai dari ancaman bom hingga penyanderaan. Unit khusus berkekuatan 400 personel ini diperkirakan akan efektif beropersai pada tahun 2005. Mereka terdiri dari ahli investigasi, ahli bahan peledak (penjinak bom), dan unit pemukul yang di dalamnya terdapat ahli penembak jitu.


Satuan pasukan khusus baru Polri ini dilengkapi dengan persenjataan dan kendaraan tempur buatan Amerika, seperti Colt M-4 assault rifles (senapan serbu), Armalite AR-10 sniper rifles (senapan tembak jitu), dan Remington 870 shotguns (pistol). Bahkan dikabarkan satuan ini akan memiliki pesawat C-130 Hercules sendiri untuk meningkatkan mobilitasnya. Semua persenjataan yang diberikan, termasuk materi latihan, diberitakan sama persis dengan apa yang dimiliki oleh satuan khusus antiteroris AS.  



Indonesian Police's Detachment 88

Detachment 88, or Delta 88, is a nickname given to the newly anti-terror special force unit formed within Indonesian Police (Polri). According to Brig. Gen. Pranowo, the Indonesian Police Headquarter Anti-Terror Director, the number '88' is taken from the largest number of casualties suffered by a country in the Bali bombings incidents. In that incident, 88 Australians lost their lives.

The number '88' also has some other meanings. The number '8' represents continuity since this number does not show the beginning and the end like other numbers. The number '8' also looks like police handcuffs. These two symbolic explanation depict the mentality of Detachment 88 that is very seious to work continuously to solve the terrorism-related cases.

This special unit is being funded by the US government through its State Department's Diplomatic Security Service. The unit is currently being trained in Megamendung, 50 kilometers south of Jakarta, by CIA, FBI, and US Secret Service. Most of these instructors were ex-US special forces personnels.

Detachment 88 is designed to become an anti-terrorist unit that is capable to counter various terrorists' threats, from bomb threats to hostage situations. This 400-personnels strong special force is expected to be fully operative in 2005. They consist of investigators, explosive experts, and attack unit that includes snipers.

Detachment 88 is equipped with US weaponry and assault vehicles, such as Colt M-4 assault rifles, Armalite AR-10 sniper rifles, and Remington 870 shotguns. It is reported, although has not been confirmed yet, that this unit will have its own C-130 Hercules military transport airplane to increase its mobility. All the equipments, including their training materials, reportedly are exactly the same as those of US anti-terrorist units.