Senin, 30 April 2012




WRITTEN BY HUMAS - ZAENURI | 14 APRIL 2012
AKPOL MENUJU WORLD CLASS POLICE ACADEMY
(Oleh : Ferli Hidayat,SH.,SIK.)
Sekilas melihat judul yang penulis kemukakan seperti sebuah mimpi, Akademi Kepolisian menuju World Class Police Academy. Akhirnya terdapat sebuah pemikiran strategis-logis serta berpandangan jauh kedepan untuk membawa satu-satunya lembaga pembentukan Perwira Polri (sumber SMA) menjadi sebuah lembaga pendidikan berstandard Internasional.
World Class University
Pertanyaan awal yang muncul dalam benak kita tentu saja mengenai standarisasi sebuah lembaga pendidikan setara Perguruan Tinggi untuk dapat dikatakan sebagai World Class University. Tentu saja akan banyak pemikiran yang muncul mengenai World Class University ini, namun demikian analogi sederhananya adalah dengan membayangkan standard sebuah hotel berbintang. Sebut saja Hotel Novotel dan Hotel Sheraton. Jika kita mengunjungi ataupun bermalam pada salah satu hotel yang penulis sebutkan, maka didaerah manapun kita menginap kita akan mendapatkan kualitas kamar yang sama pada type yang sejenis diseluruh dunia tempat hotel tersebut berada.
Menurut Henry Levin (2006), ada tiga ciri sebuah Perguruan Tinggi telah mencapai kriteria World Class University, yaitu: (1) excellence in education of their students; (2) research, development and dissemination of knowledge; dan (3) activities contributing to the cultural, scientific, and civic life of society. Jika kita telaah dengan cermat, indikator tersebut akan dapat diwujudkan melalui penguatan pada 10 komponen pendidikan yang telah berjalan di Akademi Kepolisian. Komponen tersebut merupakan sebuah sistem yang saling mempengaruhi satu dengan yang lain dalam hal penyelenggaraan pendidikan. Satu saja dari komponen tersebut yang bernilai ‘kurang’ maka tentu saja akan mempengaruhi sistem penyelenggaraan pendidikan disebuah lembaga pendidikan. Namun perlu diingat, bahwa pemenuhan 10 komponen pendidikan bukanlah persyaratan untuk mewujudkan Akademi Kepolisian menuju World Class Police Academy.

Akademi Kepolisian
Reformasi 1998 membawa perubahan yang cukup signifikan bagi Indonesia, termasuk diantaranya adalah mengenai pemisahaan Polri dari ABRI. Berdasarkan TAP MPR No. X/MPR/1998 tentang Pokok-Pokok Reformasi Pembangunan diinstruksikan kepada Presiden untuk melaksanakan agenda reformasi dibidang hukum dalam bentuk pemisahan tugas, fungsi dan wewenang aparatur penegak hukum.
Atas dasar itu, keluarlah Instruksi Presiden No.2 tahun 99 sebagai langkah kebijaksanaan dalam rangka pemisahan Polri dari ABRI ( ditetapkan tanggal 8 Maret 1999), ditindaklanjuti dengan keputusan Menhankam Pangab No.: Kep/05/P/III/1999 tanggal 1 April 1999 tentang pelimpahan wewenang pembinaan Polri dari Pangab ke Menhankam sebagai tindak lanjut, keluarlah Skep Kapolri No.Pol : Skep/389/IV/1999 tanggal 9 April 1999 tentang Akademi Kepolisian Mandiri, maka sejak 10 April 1999 Akpol dinyatakan terpisah dari AKMIL, AAL, AAU serta teknis administrasi juga lepas dari Mako Akademi TNI.
Dalam konteks pembangunan struktural, instrumental, maupun kultural, Polri menggulirkan berbagai program yang bertujuan untuk mempercepat proses reformasi. Hal ini kemudian ditindaklanjuti melalui pelaksanaan akselerasi Program Kerja Polri sebagaimana yang dituangkan dalam Keputusan Kapolri  No. Pol. : Kep / 37 / X /2008 Tentang Program Kerja Akselerasi Tranformasi Polri Menuju Polri yang Mandiri, Profesional dan Dipercaya Masyarakat.  Adapun yang menjadi kebijakan dalam akselerasi utama antara lain:
(1)Keberlanjutan program  (sustainability program);
(2)Peningkatan kualitas kinerja (performance quality improvements); dan
(3)Komitmen terhadap organisasi (organizational commitment).
Akselerasi transformasi yang dilaksanakan tersebut mengacu Grand Strategi Polri 2005-2025 yang terbagi ke dalam 3 (tiga) tahapan yaitu tahap membangun kepercayaan atau Trust Building (2005-2009), tahap membangun kemitraan atau Partnership Building (2010-2014) serta tahap membangun kemampuan pelayanan publik yang unggul dan dipercaya masyarakat atau Strive for Excellence (2015-2025). Pelaksanaan grand strategi Polri tersebut dijabarkan oleh satuan kerja dengan membuat program andalan yang bertujuan menselaraskan program kerja secara universal dengan program kerja akademi kepolisian sebagai pelopor pembentukan perwira yang mahir, terpuji, patuh hukum, profesional dan dapat dipercaya.
Komitmen Polri dalam mewujudkan rekruitmen yang bersih, transparan, akuntabel mendapat penghargaan dari MURI melalui penganugrahan kepada Polri atas prestasi pemrakarsa penyelenggaraan seleksi personel Polri secara bersih, transparan dan akuntabel. Selanjutnya pada tahun 2008, diakui oleh Sucofindo International Certification Services melalui penghargaan ISO 9001:2000 dalam menerapkan sistem manajemen mutu pada proses penerimaan Taruna Akpol Tingkat Pusat. Pada tahun 2010, Staf Deputi Sumber Daya Manusia Polri berhasil meningkatkan prestasi tersebut, melalui perolehan ISO 9001:2008 pada proses penerimaan Perwira Polri Sumber Sarjana Tingkat Pusat dan keberhasilan dalam meningkatkan ISO 9001:2000 menjadi ISO 9001:2008 pada proses penerimaan Taruna Akpol Tingkat Pusat.
Langkah Strategis-Logis
Untuk mewujudkan Akademi Kepolisian sebagai World Class Police Academy tentu saja dibutuhkan langkah-langkah strategis yang terukur dan dapat diwujudkan. Langkah-langkah itu tentu saja berkaitan erat dengan pemenuhan kriteria penyelenggaraan pendidikan di Akademi Kepolisian untuk dapat dikategorikan sebagai World Class Police Academy.
a)Excellence in education of their students
Dengan keunggulan dalam pendidikan, maka kita akan mengacu pada sumber daya dan organisasi dari para lulusan Akademi Kepolisian, Taruna Akademi Kepolisian, sistem pengajaran yang profesional, serta proses pembelajaran para Taruna itu sendiri. Jelas, tujuan ini membutuhkan dosen yang luar biasa, pengajaran berkualitas tinggi dan kegiatan pembelajaran lainnya, serta ditambah dengan ketersediaan perpustakaan yang mumpuni, laboratorium, serta fasilitas yang sangat siap.
Untuk mewujudkan performance excellence ini, maka Akademi Kepolisian terus melakukan penguatan sistem manajemen yang berbasis pada Manajemen Kinerja. Langkah strategis yang dilakukan adalah sebagai berikut : 1)Perluasan akses dan Peningkatan kualitas pendidikan dan pengasuhan; 2)Peningkatan kualitas pengendalian sistem pendidikan, pembentukan dan pengasuhan; 3)Peningkatan infrastruktur dan fasilitas belajar mengajar; dan 4)Peningkatan kapasitas Sumber Daya.

b)Research, development and dissemination of knowledge


Penelitian, pengembangan, dan penyebaran pengetahuan mengacu pada identifikasi embrio, pertumbuhan, dan perluasan konsep dan ide serta transformasi ke dalam aplikasi, barang, dan jasa yang meningkatkan pemahaman dan kesejahteraan.

Untuk mewujudkan hal tersebut, Akademi Kepolisian menerapkan beberapa tahapan langkah-langkah strategis yang diukur dengan parameter waktu melalui program jangka pendek, program jangka sedang, dan program jangka panjang. Bentuk kegiatan diantaranya adalah proses penataan sistem peraturan, baik peraturan dalam hal pembelajaran (kurikulum), peraturan dasar bagi taruna (Perduptar), peraturan pengasuhan (Pedoman Penilaian dan Pengasuhan), dan sebagainya. Disamping itu juga dilaksanakan pengembangan kolaborasi dengan stakeholder, proses akreditasi, pengembangan riset, pengembangan kerjasama dengan perguruan tinggi baik didalam dan luar negeri, serta pembangun Management Information System berbasis teknologi canggih.
Penerapan sistem informasi manajemen tersebut menyangkut pada 5 (lima) hal dasar penyelenggaraan pendidikan, yakni : 1)Pembelajaran; 2)Publish; 3)Kelembagaan; 4)Pelatihan; dan 5)Pengasuhan. Dengan penerapan teknologi pada 5 komponen tersebut maka diharapkan akan tercipta sebuah integrated system di Akademi Kepolisian sebagai penunjang sistem penyelenggaraan pendidikan.
c)Activities contributing to the cultural, scientific, and civic life of society
Kontribusi kegiatan terhadap kehidupan budaya, ilmiah, dan masyarakat banyak dimana hal ini mencakup konferensi, publikasi, acara seni dan forum serta

penyediaan jasa (misalnya klinik medis dan rumah sakit atau museum) yang terlibat dan

memberikan kontribusi pada komunitas yang lebih besar termasuk regional, nasional, dan internasional masyarakat.

Langkah stragtegis yang dilakukan Akademi Kepolisian untuk mewujudkan hal ini adalah melalui program-program nyata yang menempatkan Akademi Kepolisian sebagai Centre of Excellent dari lembaga Pendidikan Polri di Indonesia. Perwujudan program tersebut dilaksanakan melalui posisi Akpol sebagai “ikon” lemdik Polri dan Kampus Akpol sebagai “public open space” . Akademi Kepolisian diharapkan menjadi sebuah “rumah” bersama bagi masyarakat, yang dapat menjadi ikon sosial melalui kegiatan-kegiatan kemasyarakatan seperti pentas seni budaya, pentas Drumb Corps Cendrawasih dan sebagainya. Selain itu Akpol akan menjadi leading sector dalam bidang akademisi melalui pelaksanaan riset sosial, seminar akademis, dan lainnya.
Dengan progam-program tersebut diharapkan Akademi Kepolisian akan menjelma menjadi pusat dari segala ilmu pengetahuan tentang Kepolisian, pusat seni budaya kemasyarakatan, pusat kegiatan akademisi, yang bukan hanya dimiliki Polri, bukan semata kebanggaan kota Semarang, namun menjadi milik bersama masyarakat Indonesia serta Internasional.
Penutup

Langkah-langkah yang telah diambil dan dilaksanakan oleh Akademi Kepolisian untuk mewujudkan Akpol sebagai World Class Police Academy, adalah sebuah langkah nyata yang logis serta realistis. Tahapan-tahapan untuk menggapai hal tersebut terus dilakukan dan terus berproses. Melihat hal ini, penulis tidak lagi berani mengatakan bahwa Akpol menuju World Class Police Academy adalah sebuah mimpi. Situasi ini adalah hal nyata yang mampu diwujudkan dan terrealisasi dalam waktu dekat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar