WRITTEN BY HUMAS - ZAENURI | 14 APRIL 2012
AKPOL MENUJU WORLD
CLASS POLICE ACADEMY
(Oleh : Ferli
Hidayat,SH.,SIK.)
Sekilas melihat judul
yang penulis kemukakan seperti sebuah mimpi, Akademi Kepolisian menuju World
Class Police Academy. Akhirnya terdapat sebuah pemikiran strategis-logis serta
berpandangan jauh kedepan untuk membawa satu-satunya lembaga pembentukan
Perwira Polri (sumber SMA) menjadi sebuah lembaga pendidikan berstandard
Internasional.
World Class University
Pertanyaan
awal yang muncul dalam benak kita tentu saja mengenai standarisasi sebuah
lembaga pendidikan setara Perguruan Tinggi untuk dapat dikatakan sebagai World
Class University. Tentu saja akan banyak pemikiran yang muncul mengenai World
Class University ini, namun demikian analogi sederhananya adalah dengan
membayangkan standard sebuah hotel berbintang. Sebut saja Hotel Novotel dan
Hotel Sheraton. Jika kita mengunjungi ataupun bermalam pada salah satu hotel
yang penulis sebutkan, maka didaerah manapun kita menginap kita akan
mendapatkan kualitas kamar yang sama pada type yang sejenis diseluruh dunia
tempat hotel tersebut berada.
Menurut
Henry Levin (2006), ada tiga ciri sebuah Perguruan Tinggi telah mencapai
kriteria World Class University, yaitu: (1) excellence in education of their
students; (2) research, development and dissemination of knowledge; dan (3)
activities contributing to the cultural, scientific, and civic life of society.
Jika kita telaah dengan cermat, indikator tersebut akan dapat diwujudkan
melalui penguatan pada 10 komponen pendidikan yang telah berjalan di Akademi Kepolisian.
Komponen tersebut merupakan sebuah sistem yang saling mempengaruhi satu dengan
yang lain dalam hal penyelenggaraan pendidikan. Satu saja dari komponen
tersebut yang bernilai ‘kurang’ maka tentu saja akan mempengaruhi sistem
penyelenggaraan pendidikan disebuah lembaga pendidikan. Namun perlu diingat,
bahwa pemenuhan 10 komponen pendidikan bukanlah persyaratan untuk mewujudkan
Akademi Kepolisian menuju World Class Police Academy.
Akademi Kepolisian
Reformasi
1998 membawa perubahan yang cukup signifikan bagi Indonesia, termasuk
diantaranya adalah mengenai pemisahaan Polri dari ABRI. Berdasarkan TAP MPR No.
X/MPR/1998 tentang Pokok-Pokok Reformasi Pembangunan diinstruksikan kepada
Presiden untuk melaksanakan agenda reformasi dibidang hukum dalam bentuk
pemisahan tugas, fungsi dan wewenang aparatur penegak hukum.
Atas
dasar itu, keluarlah Instruksi Presiden No.2 tahun 99 sebagai langkah
kebijaksanaan dalam rangka pemisahan Polri dari ABRI ( ditetapkan tanggal 8
Maret 1999), ditindaklanjuti dengan keputusan Menhankam Pangab No.:
Kep/05/P/III/1999 tanggal 1 April 1999 tentang pelimpahan wewenang pembinaan
Polri dari Pangab ke Menhankam sebagai tindak lanjut, keluarlah Skep Kapolri
No.Pol : Skep/389/IV/1999 tanggal 9 April 1999 tentang Akademi Kepolisian Mandiri,
maka sejak 10 April 1999 Akpol dinyatakan terpisah dari AKMIL, AAL, AAU serta
teknis administrasi juga lepas dari Mako Akademi TNI.
Dalam
konteks pembangunan struktural, instrumental, maupun kultural, Polri
menggulirkan berbagai program yang bertujuan untuk mempercepat proses
reformasi. Hal ini kemudian ditindaklanjuti melalui pelaksanaan akselerasi
Program Kerja Polri sebagaimana yang dituangkan dalam Keputusan Kapolri
No. Pol. : Kep / 37 / X /2008 Tentang Program Kerja Akselerasi Tranformasi Polri
Menuju Polri yang Mandiri, Profesional dan Dipercaya Masyarakat. Adapun
yang menjadi kebijakan dalam akselerasi utama antara lain:
(1)Keberlanjutan program (sustainability program);
(2)Peningkatan kualitas kinerja (performance quality improvements); dan
(3)Komitmen terhadap organisasi (organizational commitment).
Akselerasi
transformasi yang dilaksanakan tersebut mengacu Grand Strategi Polri 2005-2025
yang terbagi ke dalam 3 (tiga) tahapan yaitu tahap membangun kepercayaan atau Trust Building (2005-2009), tahap membangun kemitraan atau Partnership
Building (2010-2014) serta
tahap membangun kemampuan pelayanan publik yang unggul dan dipercaya masyarakat
atau Strive
for Excellence (2015-2025).
Pelaksanaan grand strategi Polri tersebut dijabarkan oleh satuan kerja dengan
membuat program andalan yang bertujuan menselaraskan program kerja secara
universal dengan program kerja akademi kepolisian sebagai pelopor pembentukan
perwira yang mahir, terpuji, patuh hukum, profesional dan dapat dipercaya.
Komitmen
Polri dalam mewujudkan rekruitmen yang bersih, transparan, akuntabel mendapat
penghargaan dari MURI melalui penganugrahan kepada Polri atas prestasi
pemrakarsa penyelenggaraan seleksi personel Polri secara bersih, transparan dan
akuntabel. Selanjutnya pada tahun 2008, diakui oleh Sucofindo
International Certification Services melalui penghargaan ISO 9001:2000 dalam menerapkan sistem
manajemen mutu pada proses penerimaan Taruna Akpol Tingkat Pusat. Pada tahun
2010, Staf Deputi Sumber Daya Manusia Polri berhasil meningkatkan prestasi
tersebut, melalui perolehan ISO 9001:2008 pada proses penerimaan Perwira Polri
Sumber Sarjana Tingkat Pusat dan keberhasilan dalam meningkatkan ISO 9001:2000
menjadi ISO 9001:2008 pada proses penerimaan Taruna Akpol Tingkat Pusat.
Langkah Strategis-Logis
Untuk
mewujudkan Akademi Kepolisian sebagai World Class Police Academy tentu saja
dibutuhkan langkah-langkah strategis yang terukur dan dapat diwujudkan.
Langkah-langkah itu tentu saja berkaitan erat dengan pemenuhan kriteria
penyelenggaraan pendidikan di Akademi Kepolisian untuk dapat dikategorikan
sebagai World Class Police Academy.
a)Excellence in education of their students
Dengan
keunggulan dalam pendidikan, maka kita akan mengacu pada sumber daya dan organisasi
dari para lulusan Akademi Kepolisian, Taruna Akademi Kepolisian, sistem
pengajaran yang profesional, serta proses pembelajaran para Taruna itu sendiri.
Jelas, tujuan ini membutuhkan dosen yang luar biasa, pengajaran berkualitas
tinggi dan kegiatan pembelajaran lainnya, serta ditambah dengan ketersediaan
perpustakaan yang mumpuni, laboratorium, serta fasilitas yang sangat siap.
Untuk
mewujudkan performance excellence ini, maka Akademi Kepolisian terus melakukan
penguatan sistem manajemen yang berbasis pada Manajemen Kinerja. Langkah
strategis yang dilakukan adalah sebagai berikut : 1)Perluasan akses dan
Peningkatan kualitas pendidikan dan pengasuhan; 2)Peningkatan kualitas
pengendalian sistem pendidikan, pembentukan dan pengasuhan; 3)Peningkatan infrastruktur
dan fasilitas belajar mengajar; dan 4)Peningkatan kapasitas Sumber Daya.
b)Research, development and dissemination of knowledge
Penelitian, pengembangan, dan penyebaran pengetahuan mengacu pada identifikasi embrio, pertumbuhan, dan perluasan konsep dan ide serta transformasi ke dalam aplikasi, barang, dan jasa yang meningkatkan pemahaman dan kesejahteraan.
Penelitian, pengembangan, dan penyebaran pengetahuan mengacu pada identifikasi embrio, pertumbuhan, dan perluasan konsep dan ide serta transformasi ke dalam aplikasi, barang, dan jasa yang meningkatkan pemahaman dan kesejahteraan.
Untuk
mewujudkan hal tersebut, Akademi Kepolisian menerapkan beberapa tahapan
langkah-langkah strategis yang diukur dengan parameter waktu melalui program
jangka pendek, program jangka sedang, dan program jangka panjang. Bentuk
kegiatan diantaranya adalah proses penataan sistem peraturan, baik peraturan
dalam hal pembelajaran (kurikulum), peraturan dasar bagi taruna (Perduptar),
peraturan pengasuhan (Pedoman Penilaian dan Pengasuhan), dan sebagainya.
Disamping itu juga dilaksanakan pengembangan kolaborasi dengan stakeholder, proses akreditasi, pengembangan riset,
pengembangan kerjasama dengan perguruan tinggi baik didalam dan luar negeri,
serta pembangun Management Information System berbasis teknologi canggih.
Penerapan
sistem informasi manajemen tersebut menyangkut pada 5 (lima) hal dasar
penyelenggaraan pendidikan, yakni : 1)Pembelajaran; 2)Publish; 3)Kelembagaan;
4)Pelatihan; dan 5)Pengasuhan. Dengan penerapan teknologi pada 5 komponen
tersebut maka diharapkan akan tercipta sebuah integrated system di Akademi
Kepolisian sebagai penunjang sistem penyelenggaraan pendidikan.
c)Activities contributing to the cultural, scientific, and civic life of society
Kontribusi
kegiatan terhadap kehidupan budaya, ilmiah, dan masyarakat banyak dimana hal
ini mencakup konferensi, publikasi, acara seni dan forum serta
penyediaan jasa (misalnya klinik medis dan rumah sakit atau museum) yang
terlibat dan
memberikan kontribusi pada komunitas yang lebih besar termasuk regional,
nasional, dan internasional masyarakat.
Langkah
stragtegis yang dilakukan Akademi Kepolisian untuk mewujudkan hal ini adalah
melalui program-program nyata yang menempatkan Akademi Kepolisian sebagai Centre of
Excellent dari lembaga
Pendidikan Polri di Indonesia. Perwujudan program tersebut dilaksanakan melalui
posisi Akpol sebagai “ikon” lemdik Polri dan Kampus Akpol sebagai “public open space” . Akademi Kepolisian diharapkan menjadi sebuah
“rumah” bersama bagi masyarakat, yang dapat menjadi ikon sosial melalui
kegiatan-kegiatan kemasyarakatan seperti pentas seni budaya, pentas Drumb Corps
Cendrawasih dan sebagainya. Selain itu Akpol akan menjadi leading
sector dalam bidang akademisi
melalui pelaksanaan riset sosial, seminar akademis, dan lainnya.
Dengan
progam-program tersebut diharapkan Akademi Kepolisian akan menjelma menjadi
pusat dari segala ilmu pengetahuan tentang Kepolisian, pusat seni budaya
kemasyarakatan, pusat kegiatan akademisi, yang bukan hanya dimiliki Polri,
bukan semata kebanggaan kota Semarang, namun menjadi milik bersama masyarakat
Indonesia serta Internasional.
Penutup
Langkah-langkah yang telah
diambil dan dilaksanakan oleh Akademi Kepolisian untuk mewujudkan Akpol sebagai
World Class Police Academy, adalah sebuah langkah nyata yang logis serta
realistis. Tahapan-tahapan untuk menggapai hal tersebut terus dilakukan dan
terus berproses. Melihat hal ini, penulis tidak lagi berani mengatakan bahwa
Akpol menuju World Class Police Academy adalah sebuah mimpi. Situasi ini adalah
hal nyata yang mampu diwujudkan dan terrealisasi dalam waktu dekat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar